Kehamilan Ganda
(Kehamilan
Ganda: Komplikasi dan Penyulit Dalam Kehamilan) – Kehamilan kembar ialah satu
kehamilan dengan dua janin atau lebih. Bahaya bagi ibu tidak begitu besar,
tetapi wanita dengan kehamilan kembar memerlukan pengawasan dan perhatian
khusus bila diinginkan hasil yang memuaskan bagi ibu dan janin.
Etiologi
Bangsa,
herediter, umur, dan paritas hanya mempunyai pengaruh terhadap kehamilan kembar
yang berasal dari 2 telur. Juga obat klomid dan hormon gonadotropin yang
dipergunakan untuk menimbulkan ovulasi dapat menyebabkan kehamilan
dizigotik.faktor tersebut dengan mekanisme tertentu menyebabkan matangnya 2
atau lebih folikel de graf atau terbentuknya 2 ovum atau lebih dalam satu
folikel. Jika telur-telur yang diperoleh dapat dibuahi lebih dari satu dan jika
semua embrio yang kemudian dimasukkan ke dalam rongga rahim ibu tumbuh
berkembang lebih dari satu.
Pada kembar
yang lebih dari satu telur, faktor bangsa, hereditas, umur dan paritas tidak
atau sedikit sekali mempengaruhi terjadinya kehamilan kembar. Diperkirakan
sebabnya ialah faktor penghambat pada masa pertumbuhan dini hasil konsepsi.
Faktor penghambat yang mempengaruhi segmentasi sebelum blastula terbentuk
menghasilkan kehamilan kembar dengan 2 amnion, 2 korion dan 2 plasenta seperti
pada kehamilan kembar dizigotik. Bila faktor penghambat terjadi setelah
blastula tetapi sebelum amnion terbentuk, maka akan terjadi kehamilan kembar
dengan 2 amnion, sebelum primitive streak tampak maka akan terjadi kehamilan
kembar dengan 1 amnion. Setelah primitif streak terbentuk maka akan terjadi
kembar dempet dalam berbagai bentuk.
Jenis
1. Kehamila
kembar monozigotik
Kehamila kembar
yang terjadi dari satu telur disebut kehamilan monozigotik atau disebut juga
identik, homolog atau uni ovuler. Kkira-kira 1/3 kehamilan kembar adalah
monozigotik, mempunyai 2 amnion, 2 korion dan 2 plasenta; kadang-kadang 2
plasenta menjadi 1. keadaan ini tidak dapat dibedakan dengan kembar dizigotik.
2/3 mempunyai 1 plasenta, 1 korion dan atau 2 amnion. Pada kehamilan kembar
monoamniotik kematian bayi masih sangat tinggi.
2. Kehamilan
kembar dizigotik
Kira-kira 2/3
kehamilan kembar adalah dizigotik yang berasal dari 2 telur; disebut juga
heterolog binovuler atau fraternal. Jenis kelamin sama atau berbeda, mereka
berbeda seperti anak-anak lain dalam keluarga. Kembar dizigotik mempunyai 2
plasenta, 2 korion dan 2 amnion. Kadang-kadang 2 plasenta menjadi 1.
Letak Dan Presentasi Janin
Pada umumnya
tidak besar dan cairan amnion lebih banyak daripada biasa, sehingga sering
terjadi perubahan presentasi dan posisi janin. Demikian pula letak janin kedua
dapat berubahsetelah kelahiran janin pertama, misalnya dari letak lintang
menjadi letak sungsang. Yang paling sering ditemukan kedua janin dalam letak
memanjang dengan presentasi kepala kemudian menyusul presentasi kepala dan
bokong, keduanya presentasi bokong, presentasi kepala dan bahu, presentasi
bokong dan bahu dan yang paling jarang keduanya presentasi bahu.
Diagnosis
Diagnosis
kehamilan kembar dapat ditegakan jika ditemukan hal-hal sebagai berikut:
1. Besarnya
uterus melebihi lamanya amenorhoe
2. Uterus
tumbuh lebih cepat daripada biasanya pada pemeriksaan ulang
3. Penambahan
berat badan ibu yang tidak disebabkan oleh edema atau obesitas.
4. Banyak
bagian kecil yang teraba
5. Teraba tiga
bagian besar janin
6. Teraba 2
balotemen
Diagnosis pasti
dapat ditentukan dengan:
1. Teraba 2
kepala, 2 bokong, dan 1 atau 2 punggung
2. Terdengan 2
denyut jantung yang letaknya berjauhan dengan perbedaan kecepatan paling
sedikit 10 denyut per menit
3. Sonogram
dapat mendiagnosa kehamilan kembar pada triwulan pertama
4. Rontgen
photo abdomen
Diagnosis Banding
1. Hidramnion
Dapat menyertai
kehamilan kembar, kadang kelainan hanya terdapat pada satu kantong amnion dan
yang lainnya oligohidramnion. Pemeriksaan USG dapat enentukan apakah pada
hidramnion ada kehailan kembar atau tidak.
2.
Kehamilan dngan mioma uteri atau kistoma ovarii
Tidak
terdengarnya 2 jantung pada pemeriksaan berulang, bagian besar dan kecil yang
sukar digerakan, lokasinya yang tidak berubah, dan pemeriksaan rontgen dapat
membedakan kedua hal tersebut.
Komplikasi
1. Ibu
a. Anemia
b. Hipertensi
c. Partus
premeturus
d. Atonia uteri
e. Perdarahan
pasca persalinan
2. Bayi
a. Hidramnion
b.
Malpresentasi
c. Plasenta
previa
d. Solusio
plasenta
e. Ketuban
pecah dini
f. Prolapsus
funikuli
g. Pertumbuhan
janin terhambat
h. Kelainan
bawaan
i. Morbiditas
dan mortalitas perinatal meningkat
Penanganan Dalam Kehamilan
Pemeriksaan
Antenatal lebih sering. Mulai kehamilan 24 minggu pemeriksaan dilakukan tiap 2
minggu, sesudah kehamilan 36 minggu tiap minggu, sehingga tanda-tanda
preeklampsi dapat diketahui dini dan penanganan dapat dikerjakan dengan segera.
Setelah
kehamilan 30 minggu, perjalanan jauh dan koitus sebaiknya dialarang karena
dapat merupakan faktor predisposisi partus prematurus.
Anemia
hipokrom tidak jarang terjadi pada kehamilan kembar karena kebutuhan besi 2
bayi dan penambahan volume darah ibu sangat meningkat. Pemberian sulfas
ferosus 3×100 mg secara rutin perlu dilakukan. Selain zat besi dianjurkan untuk
memeberikan asam folik sebagai tambahan.
Penanganan Dalam Persalinan
Semua persiapan
untuk resusitasi dan perawatan bayi prematur disediakan. Golongan darah ibu
sudah ditentukan dan persediaan darah diadakan mengingat kemungkinan
paerdarahan postpartum lebih besar. Pemakain sedative perlu dibatasi.
Episiotomi mediolateral dikerjakan untuk memperpendek kala pengeluaran dan
mengurangi tekanan pada kepala bayi.
Setelah
bayi pertama lahir, segera dilakukan pemeriksaan luar dan vaginal untuk
mengetahui letak dan keadan janin kedua. Bila janin dalam letak memanjang,
selaput ketuban dipecahkan dan air ketuban dialirkan perlahan-lahan untuk
menghindarkan prolapsus funikulli. Penderita dianjurkan meneran atau dilakukan
tekanan terkendali pada fundus uteri, agar bagian janin masuk dalam panggul.
Janin kedua turun dengan cepat sampai kedasar panggul dan lahir spontan karena
jalan lahir telah dilalui anak pertama.
Bila
janin kedua dalam letak lintang denyut jantung janin tidak teratur, terjadi
prolapsus funikulli atau solusio plasenta, atau bila persalinan spontan tidak
terjadi dalam 15 menit, maka janin perlu dilakirkan dengan obstetrik karena
resiko akan meningkat dengan meningkatnya waktu. Dalam letak lintang dicoba
untuk mengadakan versi luar dan bila tidak berhasil maka segera
disuntdilakukan versi ekstraksi tanpa narkosis. Pada janin dalam letak
memanjang dapat dilakukan ekstraksi cunam pada letak kepala dan ekstraksi kaki
pada letak sungsang. SC dilakukan atas indikasi janin pertama dalam letak
lintang, prolapsus funikuli, plasenta previa. Bila terjadi interloking, bila
keadaan tidak bisa dilepaskan dilakukan dekapitasi atau SC menurut keadaan
janin.
Setelah
anak kedua lahir penderita disuntik 10 satuan oksi dan tingginya fundus uteri
diawasi. Jika ada tanda-tanda pelepasan plasenta maka plasenta dilahirkan. Kala
IV diawasi secara cermat agar perdarahan post parrtum dapat diketahui dini dan
penanggulangan dapat dilakukan dengan segera.
Prognosis
1. Anemia
2. Preeklamsi dan
eklamsi
3. Operasi obstetrik dan perdarahan post partus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar